INDOKOM NEWS | Dalam peristiwa yang mengguncang Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Letkol Arm Herman Santoso, Komandan Batalyon Artileri Medan (Armed) 2 Kilap Sumagan, menunjukkan kualitas kepemimpinan yang jarang ditemukan di tengah ujian berat.
Ketika puluhan Anak buahnya terlibat dalam insiden tragis yang merenggut nyawa dan melukai warga, sebuah kemarahan besar menggulung desa itu. Warga yang terluka dan kecewa berbondong-bondong menuju markas Armed, bersiap menyuarakan amarah mereka dengan membawa Jenazah korban.
Namun, di tengah kerumunan yang dipenuhi kemarahan itu, seorang pemimpin berdiri tegak, siap menghadapi segala konsekuensi. Letkol Herman Santoso , dengan penuh keberanian, muncul di atas truk personel lapis baja, di hadapan ratusan warga yang penuh emosi. Ia bukan hanya berbicara; ia berjanji dengan sepenuh hati.
"Saya yang tanggung. Saya akan bertanggung jawab. Saya akan proses hukum," katanya dengan suara yang tegas, bergema memenuhi udara. Janji itu bukan sekadar kata-kata kosong. Letkol Herman Santoso tahu bahwa dengan pernyataannya, ia mempertaruhkan bukan hanya jabatannya sebagai komandan, tetapi juga kehormatan dan integritasnya.
Sikapnya yang tegas menunjukkan bahwa ia bukan hanya pemimpin yang memimpin dengan perintah, melainkan pemimpin yang juga memimpin dengan hati. Dalam keadaan yang penuh ketegangan itu, Letkol Herman Santoso berdiri di garis depan, siap menanggung akibat dari tindakan prajuritnya. Itu adalah bentuk keberanian yang tidak sering terlihat, terutama di tengah sorotan publik yang keras.
Tak hanya itu, Letkol Herman Santoso juga menegaskan bahwa tidak ada toleransi bagi tindakan yang mencoreng nama baik TNI. "Siapa pun yang bersalah akan ditindak tegas," ujarnya dengan lantang, memastikan warga bahwa keadilan akan ditegakkan tanpa pandang bulu.
Pernyataannya ini menggema di telinga warga yang hadir, memberikan mereka sedikit kelegaan, meskipun luka yang ditinggalkan insiden tersebut masih mendalam. Letkol Herman Santoso jelas tahu bahwa sebagai seorang pemimpin, tanggung jawab sejati bukan hanya tentang memberikan perintah di medan perang atau menghadapi situasi genting, tetapi juga tentang mengambil langkah konkret untuk menegakkan keadilan. Dalam kondisi semacam ini, ia menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati tidak hanya berdiri di depan pasukan, tetapi juga di depan rakyat, siap mempertaruhkan segalanya demi kedamaian dan keadilan.
Dengan keberanian yang luar biasa ini, Letkol Herman Santoso tak hanya memperlihatkan sikap kepemimpinan yang teguh, tetapi juga mengingatkan kita semua akan nilai-nilai integritas dan tanggung jawab. Ia mengukir teladan bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang berdiri dengan tegas, bahkan ketika badai ujian datang menerpa.
***Belasan Oknum Anggota TNI Serang Warga Desa Selamat Sibiru-biru**
Pada Jumat malam, 8 November 2024, sekitar pukul 22.30 WIB, terjadi insiden yang melibatkan personel TNI dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan yang menyerang warga di Desa Selamat, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Serangan ini mengakibatkan puluhan warga mengalami luka-luka, dan seorang warga bernama Raden Barus (61) meninggal dunia.
Menurut keterangan dari Kepala Desa Selamat, Bahrun, warga kaget dan ketakutan dengan kedatangan puluhan anggota TNI yang datang tanpa seragam dan secara tiba-tiba menyerang warga. Disebutkan bahwa serangan ini dipicu oleh perselisihan antara salah satu anggota TNI dan warga di jalan.
Pangdam I Bukit Barisan, Letjen Mochammad Hasan, menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban dan seluruh warga Desa Selamat atas tindakan tersebut dan menyatakan kesediaannya untuk bertanggung jawab. Saat ini, sebanyak 33 prajurit yang diduga terlibat sedang dalam proses pemeriksaan.
***Pomdam I Bukit Barisan Periksa 33 Oknum TNI Armed karena Serang Warga***
Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Infanteri Dodi Yudha, menyampaikan pada Minggu, 10 November 2024, bahwa Detasemen Polisi Militer (Denpom) Kodam I Bukit Barisan telah memulai penyelidikan secara menyeluruh terkait insiden penyerangan yang melibatkan 33 oknum anggota TNI dari Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan.
Setelah kejadian penganiayaan yang mengakibatkan satu orang meninggal dan delapan warga terluka, Denpom langsung bergerak untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta mengumpulkan keterangan dari warga sekitar yang menyaksikan peristiwa tersebut. Kolonel Dodi Yudha juga menegaskan bahwa proses penyelidikan masih berlangsung, dan hasilnya akan segera disampaikan untuk memastikan pertanggungjawaban para oknum yang terlibat.
**Pangdam I/BB Minta Maaf soal 33 Anggota TNI Serang Warga hingga 1 Tewas**
Kejadian tragis ini jelas menimbulkan keprihatinan mendalam, terutama karena melibatkan anggota militer yang seharusnya bertugas melindungi masyarakat. Permintaan maaf dari Pangdam I/BB Letjen Mochammad Hasan menunjukkan tanggung jawab yang diambil oleh pimpinan TNI di wilayah tersebut. Ia bahkan menyatakan kesiapan yang luar biasa dengan bersedia "menukar nyawanya" untuk menebus hilangnya nyawa Raden Barus, yang merupakan warga sipil tidak bersalah.
Langkah ini tampaknya juga bertujuan untuk meredakan kemarahan publik dan mengajak masyarakat melihat bahwa institusi TNI berkomitmen mengusut kasus ini hingga tuntas. Harapannya, kejadian ini bisa menjadi titik evaluasi untuk mencegah kejadian serupa untuk kedepannya dan memastikan anggota militer tetap berpedoman pada prinsip-prinsip HAM dalam menjalankan tugas mereka.**
(Vona Tarigan)