INDOKOM NEWS | Selasa malam, 26 November 2024, menjadi malam kelam bagi masyarakat di sekitar Jalan Jamin Ginting yang menghubungkan Medan dan Karo. Longsor hebat terjadi di kawasan Desa Sembahe hingga Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, mengakibatkan lima nyawa melayang dan 24 orang lainnya mengalami luka-luka. Jalan nasional yang menjadi penghubung vital antarwilayah tersebut kini terputus total, menimbulkan kesulitan bagi warga dan para pengguna jalan.
Jalan Jamin Ginting dikenal sebagai jalur strategis yang menghubungkan Medan ke Karo, namun juga terkenal sebagai salah satu titik rawan bencana alam, khususnya tanah longsor. Wilayah ini, terutama sekitar PDAM Tirtanadi, sering menjadi lokasi bencana akibat kontur tanah yang labil dan curah hujan yang tinggi. Peristiwa kali ini merupakan salah satu yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir, mengguncang masyarakat setempat dan mengingatkan kita akan ancaman bencana yang selalu mengintai.
Pada malam itu, hujan deras mengguyur wilayah sekitar, memicu longsoran tanah yang meliputi beberapa titik di sepanjang jalan. Material longsor – lumpur, batu, dan potongan pohon – menutupi jalan secara menyeluruh, menjadikan jalur tersebut tak bisa dilalui oleh kendaraan apapun. Akibatnya, ratusan kendaraan terjebak di kedua sisi jalan. Beberapa di antaranya mengalami kerusakan parah karena tertimpa tanah longsor.
Tim SAR dan relawan dari berbagai instansi bergegas menuju lokasi untuk melakukan evakuasi dan pembersihan. Namun, medan yang berat dan cuaca buruk membuat proses evakuasi berjalan lambat. Beberapa korban yang berhasil diselamatkan melaporkan kesulitan untuk mendapatkan akses ke perawatan medis tepat waktu, sementara keluarga korban berduka mendapati berita duka cita atas hilangnya orang terkasih.
Longsor ini membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat. Selain korban jiwa dan luka-luka, banyak kendaraan rusak parah, membuat warga khawatir akan biaya perbaikan dan hilangnya pendapatan bagi yang bergantung pada transportasi. Proses pembersihan jalan diperkirakan akan memakan waktu beberapa hari hingga kondisi kembali normal. Jalan Jamin Ginting yang terputus total juga menimbulkan kemacetan panjang, mengganggu arus lalu lintas dan distribusi barang.
Pemerintah Kabupaten Deliserdang bersama dengan pihak terkait segera turun tangan untuk menangani situasi ini. Alat berat dikerahkan untuk membantu membersihkan sisa longsoran dan membuka kembali akses jalan. “Kami sedang bekerja keras untuk memulihkan kondisi jalan secepat mungkin agar masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan aman,” ujar kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Di sisi lain, masyarakat yang tinggal di kawasan rawan longsor mengungkapkan kekhawatiran mereka. Banyak yang mendesak perlunya langkah-langkah mitigasi yang lebih serius, seperti penanaman pohon penahan tanah dan pembangunan sistem drainase yang memadai untuk mengurangi potensi longsor di masa depan.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kewaspadaan dan upaya pencegahan bencana harus terus ditingkatkan. Longsor yang terjadi di Jalan Jamin Ginting bukan hanya soal kerugian material, tetapi juga mengenai keselamatan jiwa. Pengalaman ini seharusnya mendorong pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya untuk bekerja sama dalam memitigasi risiko bencana yang semakin sering terjadi di daerah pegunungan dan berbukit.
Warga di sekitar wilayah rawan tanah longsor dihimbau untuk tetap waspada, terutama saat musim hujan. Menghindari perjalanan pada malam hari atau saat hujan deras, serta memantau peringatan dari pihak berwenang bisa membantu mengurangi risiko. Bagi para pengemudi, sangat penting untuk memperhatikan kondisi jalan dan selalu mematuhi petunjuk keselamatan saat melintasi jalur yang dikenal berpotensi longsor.
Bencana longsor di Jalan Jamin Ginting ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Penanganan yang cepat, serta kebijakan pencegahan yang proaktif, diharapkan dapat meminimalkan risiko dan dampak bencana serupa di masa depan. Sementara itu, masyarakat setempat perlu bersatu, saling mendukung, dan mematuhi langkah-langkah keselamatan demi melindungi diri dan orang terdekat.
Jalan Jamin Ginting adalah jalur utama yang menghubungkan Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara, dengan Kabupaten Karo, yang terletak di dataran tinggi dan dikenal dengan pemandangan alamnya yang indah. Jalan ini memiliki sejarah yang penting, tidak hanya sebagai infrastruktur penghubung, tetapi juga sebagai saksi perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya di kawasan tersebut. Berikut ini adalah gambaran umum tentang sejarah Jalan Jamin Ginting:
**Asal usul Jalan Jamin Ginting**
Jalan Jamin Ginting dinamai berdasarkan seorang tokoh penting dalam sejarah Sumatera Utara, yaitu Jamin Ginting. Jamin Ginting dikenal sebagai salah satu tokoh pejuang dan pemimpin masyarakat Karo yang berjuang untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Karo. Nama jalan ini digunakan untuk menghormati kontribusi dan jasa beliau terhadap daerah tersebut.
Pembangunan Jalan Jamin Ginting dimulai pada awal abad ke-20 ketika kebutuhan akan jalur transportasi yang menghubungkan Medan dengan kawasan dataran tinggi Karo mulai dirasakan. Wilayah Karo, yang terkenal dengan iklim sejuk dan tanah suburnya, mulai menarik perhatian para pedagang dan petani yang ingin mengakses pasar di Medan. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda pada waktu itu mulai memperhatikan pentingnya pembangunan infrastruktur transportasi ini untuk mendukung kegiatan ekonomi.
Pembangunan jalan ini mengalami beberapa tahap dan tantangan, terutama karena kondisi topografi yang berbukit dan rawan bencana alam seperti longsor dan tanah retak. Seiring dengan perkembangan zaman, terutama setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah Indonesia melanjutkan pembangunan dan perbaikan jalan ini untuk mendukung mobilitas masyarakat dan perekonomian di wilayah tersebut.
Jalan Jamin Ginting memainkan peran penting dalam perekonomian regional. Jalur ini menghubungkan pasar-pasar lokal di Karo dengan pusat perdagangan di Medan, memfasilitasi aliran barang seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kopi, dan produk pertanian lainnya. Keberadaan jalan ini juga mendukung sektor pariwisata, karena banyak wisatawan yang melintasi jalan ini untuk mengunjungi kawasan wisata di Karo, seperti Danau Toba, Berastagi, dan kawasan perbukitan lainnya.
Dari sisi sosial, Jalan Jamin Ginting juga menghubungkan komunitas-komunitas yang memiliki keberagaman budaya dan suku, termasuk masyarakat Karo, Batak, dan etnis lainnya yang tinggal di sepanjang jalur ini. Jalan ini menjadi simbol penting bagi integrasi antarwilayah dan kekuatan sosial masyarakat Sumatera Utara.
Jalan Jamin Ginting juga dikenal sebagai jalur yang rentan terhadap bencana alam, seperti tanah longsor, terutama pada musim hujan. Tanah longsor di sepanjang jalan ini sering terjadi akibat lereng yang terjal dan curah hujan yang tinggi. Bencana seperti ini menjadi tantangan besar bagi pemeliharaan dan keselamatan jalur transportasi. Upaya pencegahan, seperti pembuatan saluran drainase dan penanaman pohon penahan tanah, telah dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut, namun bencana tetap menjadi masalah yang harus dihadapi.
Seiring waktu, pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas Jalan Jamin Ginting melalui perbaikan dan pembangunan infrastruktur. Namun, di balik semua upaya tersebut, jalan ini masih menghadapi tantangan terkait dengan keamanan dan ketahanan infrastruktur, terutama pada saat cuaca ekstrem. Peristiwa longsor besar, seperti yang terjadi pada 26 November 2024, menunjukkan bahwa upaya pengelolaan dan pemeliharaan jalan ini harus terus ditingkatkan.
Jalan Jamin Ginting bukan hanya sekadar jalur transportasi, tetapi juga merupakan bagian dari sejarah dan identitas budaya Sumatera Utara. Sejak awal pembangunan hingga perkembangan terkini, jalan ini telah memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung kehidupan masyarakat di sekitarnya. Di tengah tantangan bencana alam dan kebutuhan untuk perbaikan berkelanjutan, Jalan Jamin Ginting tetap menjadi simbol kekuatan, perhubungan, dan kemajuan di kawasan Medan dan Karo.**
(Vona Tarigan)