Tegur Geng Motor, 33 Prajurit TNI Terlibat Bentrok di Deli Serdang: Satu Korban Tewas
INDOKOM NEWS | Peristiwa bentrokan yang melibatkan 33 prajurit TNI di Deli Serdang ini mengejutkan publik. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menjelaskan bahwa insiden ini bermula dari teguran terhadap anak muda yang kebut kebutan dijalan mengganggu ketertiban umum dan membuat resah warga.
**Dari Teguran hingga Bentrokan Massal**
Jenderal Agus menuturkan bahwa prajurit dari Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 2/Kilap Sumagan saat itu sedang tugas di daerah Biru-Biru, Deli Serdang. Ketika mereka melihat sekelompok anak muda yang kebut-kebutan di Jalan para prajurit mencoba menegur. Namun, teguran ini justru berujung adu mulut, dan ketegangan yang semakin memanas akhirnya memicu bentrokan massal.
**Korban Tewas dan Luka-Luka**
Bentrok ini tidak hanya mengakibatkan kerusakan fisik, tetapi juga meninggalkan luka yang mendalam bagi beberapa keluarga. Dalam insiden tersebut, seorang warga bernama Raden Barus (62) tewas, dan delapan warga lainnya terluka, dengan tiga di antaranya menjadi korban salah sasaran. Dari pihak TNI, seorang prajurit mengalami luka-luka.
**Permintaan Maaf Pangdam I/Bukit Barisan**
Merespons insiden ini, Pangdam I/Bukit Barisan Letjen TNI Mochammad Hasan segera turun tangan. Dalam pertemuan dengan keluarga korban, ia menyampaikan permintaan maaf dan berjanji akan memproses hukum seluruh prajurit yang terlibat. Dalam ungkapan emosionalnya, Letjen Hasan bahkan menyatakan kesediaannya untuk menggantikan nyawa korban jika itu bisa menghapus luka yang ditinggalkan oleh kejadian ini.
**Langkah Mediasi dan Penanganan Lanjutan**
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) I Bukit Barisan, Kolonel Infantri Doddy Yudha, memastikan bahwa situasi telah kembali kondusif. Ia mengonfirmasi bahwa polisi militer telah memeriksa 33 prajurit Yonarmed 2/KS untuk mendalami keterlibatan mereka. Pangdam Hasan sendiri telah melakukan mediasi dengan keluarga korban di Markas Komando Yonarmed 2/KS, sekaligus memberikan pengarahan tegas kepada seluruh prajurit agar kejadian serupa tidak terulang.
**Panglima TNI: Perlu Ketegasan untuk Menertibkan Geng Motor**
Jenderal Agus juga menegaskan bahwa upaya penertiban terhadap geng motor menjadi penting karena mereka sering mengganggu ketertiban umum dan membahayakan warga. “Ini bukan masalah sederhana. Kita harus sepakat bahwa geng-geng motor yang meresahkan harus ditindak. Ini menyangkut keamanan dan ketenangan masyarakat,” ujarnya.
**Proses Hukum untuk Menjaga Kepercayaan Publik**
Kasus ini menunjukkan komitmen TNI dalam menegakkan aturan dan menjaga kepercayaan publik. Letjen Hasan berjanji bahwa mereka yang terlibat akan diproses sesuai hukum. Dengan permintaan maaf dan langkah tegas dari TNI, diharapkan peristiwa ini bisa menjadi pelajaran penting, baik bagi para prajurit maupun masyarakat luas tentang pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan bersama.**
**(Vona Tarigan)**